USIA baru 45 tahun, tapi Komang Rabit sudah punya cucu. Tapi meski sudah jadi kakek, nafsu selingkuhnya terus dipelihara. Bagaimana tidak? Bibi Sumarni, 40, sudah diselingkuhi, eh…..ponakannya Nengah Suyami, 18, dikeloni juga sampai hamil.
Biar disebut kakek, banyak lelaki yang masih berjiwa muda. Buktinya, sudah kakek-kakek pun masih pengin jadi presiden, tak memberi kesempatan yang muda-muda. Itu sih urusan tata kelola negara. Dalam tata kelola asmara, juga banyak sekali kakek-kakek yang masih berjiwa muda, sehingga dengan kekuatan uangnya dia bisa menaklukkan sidaun muda. Biar saja orang bilang “ora nyebut”, yang penting bahagia luar biasa.
Sebetulnya Rabit masih termasuk muda, karena belum usia kepala lima. Tapi gara-gara sudah punya cucu, dia disebut kakek atau simbah bagi orang Jawa. Namun meski sudah disebut “yang kung”, banyak lelaki yang tak mau membatasi diri dalam tata kelola asmara itu tadi. Walaupun di rumah sudah ada istri, masih suka blusukan mencari daun muda. Kalau blusukannya Jokowi banyak yang memuji, tapi “blusukan” si Rabit sungguh mak dirabit!
Lelaki warga Kintamani, Bangli, Bali, ini memang tengah punya WIL, namanya Sumarni. Dalam usia 40 tahun dewasa ini, bodi dan penampilannya memang masih menjanjikan. Sekel nan cemekel kata kaum lelaki, meski sesungguhnya orang itu belum pernah nyekel (memegang). Bagaimana dengan Komang Rabit ini? Namanya juga sebagai pemilik WIL, tentu saja dia sudah melakukan studi kelayakan sesempurna mungkin, sehingga dia sudah tahu luar dalam akan Ny. Sumarni yang janda muda itu.
Sikap dasar tukang selingkuh adalah: pembosan! Dia mudah jenuh dengan obyek yang monoton dan itu-itu saja. Dengan bini di rumah sudah bosan, dia mencari penyegaran di luar. Itu pula yang dilakukan Komang Rabit. Bosan dengan ibunya anak-anak, mulailah main mata dengan janda Sumarni yang tinggal di Desa Batur, Kecamatan Kintamani. Selama punya WIL janda sekel nan cemekel itu tadi, kebutuhan lahir dan batin Rabit benar-benar selalu terlayani dengan memuaskan.
Tapi yaitu tadi, sebagai lelaki pembosan, sekian kali bergaul dan menggauli si janda, dia mulai jenuh. Kebetulan di rumah si janda tinggal pula gadis pelajar SMA, si Nengah Suyami. Dalam usia 17 tahun sekarang ini, bodi dan penampilannya memang jelas jauh lebih menjanjikan. Mulailah si kakek ini tertarik dan mencoba mengadakan lobi-lobi politik untuk menundukkan Nengah agar siap diajak koalisi dan dilanjutkan dengan eksekusi.
Lagi-lagi uang memang punya kuasa, apa lagi gadis Bali juga sudah mengenal apa itu istilah “witing tresna merga atusan lima” (baca: cinta berdasarkan materi). Hidup dalam kemiskinan selama ini, tiba-tiba sering diberi duit oleh kakek Komang, langsung saja dia bertekuk lutut dan berbuka paha. Entah berapa kali si kakek ini menikmati kemulusan ponakan selingkuhan, yang jelas tak lama kemudian perut Suyami menggelembung dengan pelan, tapi pasti.
Sang bibi pun kaget demi mengetahui ponakan yang selama ini ikut bersamanya hamil tanpa suami. Saat diinterogasi Suyami mengaku bla bla bla……bahwa pelakunya adalah Komang Rabit gendakan sang bibi. Tentu saja si bibi naik pitam. Celakanya, ketika dimintai tanggungjawab si Rabit berkelit, sehingga terpaksa dilaporkan ke polisi Polres Bangli.
Kasihan polisi, enaknya tak dibagi, repotnya terbawa-bawa.
Sumber:http://www.poskotanews.com/2013/04/09/bila-si-kakek-rakus-bibi-ponakan-doyan/
|
KALUNGUSUS
|
0 comments:
Posting Komentar