;

Ads

24 Feb 2011

AHMADINEJAD "The Real of President"

24 Feb 2011


“Jika nuklir ini dinilai jelek dan kami tidak boleh menguasai dan memilikinya, mengapa kalian sebagai adikuasa memilikinya? Sebaliknya, jika teknonuklir ini baik bagi kalian, mengapa kami tidak boleh juga memakainya?”


 Siapa yang tak kenal dengan nama Ahmadinejad ? ya, Mahmoud Ahmadinejad lahir di desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 100 km dari Teheran,28 Oktober 1956 adalah Presiden Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang mempunyai pandangan Islamis. Dia adalah presiden iran yang telah meraih popularitas di dunia islam. Berbagai pernyataannya seputar nuklir dan Israel telah menyulut kemarahan sang Adikuasa. Akan tetapi, Ahmadinejad tetap bersikukuh pada pendiriannya. 

Pada awalnya, nama Ahmadinejad sangat asing dikalangan tokoh di Iran, ia hanya seorang doktor ilmu transportasi dengan karir di birokrasi kurang dari 10 tahun, begitulah koran-koran Teheran menyebutnya sesaat setelah pengangkatannya menjadi walikota Teheran, Iran. Dia bukan ulama bersorban, bukan tokoh revolusi, bukan pula birokrat yang punya jam terbang tinggi. Dia tinggal di sebuah gang buntu, maniak bola, tak punya sofa dirumahnya dan kemana – mana hanya dengan munggunakan mobil Peugeot tahun 1977. 

Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.

Jika sosok Ahmadinejad begitu misterius, kompleks dan sukar dimengerti, lebih sulit dimengerti lagi sebab-musabab kemenangannya dalam pemilu iran tahun 2005. Bukankah dia sebelumnya hanya seorang dosen ilmu transportasi?

Bagaimana mungkin anak tukang besi seperi dia bisa memenangkan pemilu di negara yang politiknya didominasi kaum bersorban sejak Revolusi Islam 1079? Adakah semua ini hanya karena nasib baik?, mungkin. Tapi, bagi enam dari sepuluh pemilih yang menjagokan-Ahmadinejad dalam pemilu 2005, kemenangan anak tukang besi itu lebih dari sekadar nasib baik: ini titik balik dari 16 tahun dominasi kaum ruhaniawan di panggung politik Iran.

Dia hanyalah seorang revolusioner yang berhasil merebut hati masyarakat di tingkat akar rumput. Satu-satunya modal politiknya adalah asketismenya yang, untuk standar rakyat Iran sekalipun, sudah cukup mencolok. Watak asketik itu terus dipertahankan selama menjabat sebagai gubernur Ardabil dan walikota Teheran periode 2003. Rumah dinas walikota Teheran yang sedemikian mewah itupun dia hibahkan sebagai museum.
Pada tahun 2009, Mahmoud Ahmadinejad kembali mempertahankan kursi kepresidenan Iran setelah hasil perhitungan sementara memperlihatkan dirinya tidak mungkin lagi dikejar oleh pesaing terdekatnya, bekas perdana menteri Mirhossein Mousavi.

Komisi Pemilihan Iran mengatakan Ahmadinejad menguasai 65 persen suara dengan 29 juta dari 46 juta pemilih terdaftar yang suaranya sudah dihitung. Sedang Mousavi, dengan hanya mendapat 32 persen, tidak mungkin lagi mengejar perolehan Ahmadinejad ini.

Basis legitimasi politik Ahmadinejad yang mayoritas berasal dari kalangan masyarakat kelas bawah dan masyarakat perdesaan Iran menjadi bekal kuat untuk menggenggam kursi kepresidenan untuk kedua kalinya. Terbukti, Ahmadinejad berhasil mengonsolidasikan kekuatan di daerah miskin sebagai konstituennya pada pemilu yang lalu, terlepas dari absah atau tidak hasil pemilu tersebut. Ahmadinejad mampu memaksimalkan pengaruhnya di mata masyarakat perdesaan Iran.


Beginilah jika seorang presiden sangat dekat dengan rakyatnya, tidak perlu kampanye dengan modal besar, tidak perlu masuk keluar pasar, tidak perlu jor-joran kampanye di media-media elektronik. Yang jelas tidak perlu kampanye dengan 1001 janji yang kebanyakan hanya mimpi. Sebab rakyatnya tahu siapa calon presidennya, rakyatnya kenal kesederhanaan presidennya dan yang pasti rakyatnya tahu prestasi dan kehebatan presidennya.



TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI KALUNGUSUS.BLOGSPOT.COM SEMOGA BLOG INI DAPAT MEMBERIKAN MANFAAT BUAT ANDA

KALUNGUSUS - 05.48

0 comments:

Posting Komentar