;

Ads

12 Feb 2012

NASEHAT YANG JITU

12 Feb 2012


Pada suatuhari Ibrahim bin Adham didatangi oleh seorang lelaki yang gemar melakukanmaksiat. Lelaki tersebut bernama Jahdar bin Rabi'ah. Ia meminta nasehat kepadaIbrahim agar ia dapat menghentikan perbuatan maksiatnya.
Ia berkata,"Ya Aba Ishak, aku ini seorang yang suka melakukan perbuatan maksiat.Tolong berikan aku cara yang ampuh untuk menghentikannya!"
Setelahmerenung sejenak, Ibrahim berkata, "Jika kau mampu melaksanakan limasyarat yang
kuajukan, aku tidak keberatan kau berbuat dosa."
Tentu sajadengan penuh rasa ingin tahu yang besar Jahdar balik bertanya, "Apa sajasyarat-syarat itu, ya Aba Ishak?"
"Syaratpertama, jika engkau melaksanakan perbuatan maksiat, janganlah kau memakanrezeki Allah," ucap Ibrahim.
Jahdarmengernyitkan dahinya lalu berkata, "Lalu aku makan dari mana? Bukankahsegala sesuatu yang berada di bumi ini adalah rezeki Allah?"
"Benar,"jawab Ibrahim dengan tegas. "Bila engkau telah mengetahuinya, masihpantaskah engkau memakan rezeki-Nya, sementara Kau terus-menerus melakukanmaksiat dan melanggar perintah-perintahnya?"
"Baiklah,"jawab Jahdar tampak menyerah. "Kemudian apa syarat yang kedua?"
"Kalaukau bermaksiat kepada Allah, janganlah kau tinggal di bumi-Nya," kataIbrahim lebih tegas lagi.
Syarat keduamembuat Jahdar lebih kaget lagi. "Apa? Syarat ini lebih hebat lagi. Laluaku harus tinggal di mana? Bukankah bumi dengan segala isinya ini milikAllah?"
"Benarwahai hamba Allah. Karena itu, pikirkanlah baik-baik, apakah kau masih pantasmemakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kau terus berbuatmaksiat?" tanya Ibrahim.
"Kaubenar Aba Ishak," ucap Jahdar kemudian. "Lalu apa syaratketiga?" tanya Jahdar dengan penasaran.
"Kalaukau masih bermaksiat kepada Allah, tetapi masih ingin memakan rezeki-Nya dantinggal di bumi-Nya, maka carilah tempar bersembunyi dari-Nya."
Syarat inimembuat lelaki itu terkesima. "Ya Aba Ishak, nasihat macam apa semua ini?Mana mungkin Allah tidak melihat kita?"
"Bagus!Kalau kau yakin Allah selalu melihat kita, tetapi kau masih terus memakanrezeki-Nya, tinggal di bumi-Nya, dan terus melakukan maksiat kepada-Nya, pantaskahkau melakukan semua itu?" tanya Ibrahin kepada Jahdar yang masih tampakbingung dan terkesima. Semua ucapan itu membuat Jahdar bin Rabi'ah tidakberkutik dan membenarkannya.
"Baiklah,ya Aba Ishak, lalu katakan sekarang apa syarat keempat?"
"Jikamalaikat maut hendak mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya bahwa engkau belummau mati sebelum bertaubat dan melakukan amal saleh."
Jahdartermenung. Tampaknya ia mulai menyadari semua perbuatan yang dilakukannyaselama ini. Ia kemudian berkata, "Tidak mungkin... tidak mungkin semua ituaku lakukan."
"Wahaihamba Allah, bila kau tidak sanggup mengundurkan hari kematianmu, lalu dengancara apa kau dapat menghindari murka Allah?"
Tanpa banyakkomentar lagi, ia bertanya syarat yang kelima, yang merupakan syarat terakhir.Ibrahim bin Adham untuk kesekian kalinya memberi nasihat kepada lelaki itu.
"Yangterakhir, bila malaikat Zabaniyah hendak menggiringmu ke neraka di hari kiamatnanti, janganlah kau bersedia ikut dengannya dan menjauhlah!"
Lelaki itunampaknya tidak sanggup lagi mendengar nasihatnya. Ia menangis penuhpenyesalan. Dengan wajah penuh sesal ia berkata, "Cukup…cukup ya AbaIshak! Jangan kau teruskan lagi. Aku tidak sanggup lagi mendengarnya. Akuberjanji, mulai saat ini aku akan beristighfar dan bertaubat nasuha kepadaAllah."
Jahdarmemang menepati janjinya. Sejak pertemuannya dengan Ibrahim bin Adham, iabenar-benar berubah. Ia mulai menjalankan ibadah dan semua perintah-perintahAllah dengan baik dan khusyu'.
Ibrahim binAdham yang sebenarnya adalah seorang pangeran yang berkuasa di Balakh itumendengar bahwa di salah satu negeri taklukannya, yaitu negeri Yamamah, telahterjadi pembelotan terhadap dirinya. Kezaliman merajalela. Semua itu terjadikarena ulah gubernur yang dipercayainya untuk memimpin wilayah tersebut.
Selanjutny,Ibrahim bin Adham memanggil Jahdar bin Rabi'ah untuk menghadap. Setelah iamenghadap, Ibrahim pun berkata, "Wahai Jahdar, kini engkau telahbertaubat. Alangkah mulianya bila taubatmu itu disertai amal kebajikan. Untukitu, aku ingin memerintahkan engkau untuk memberantas kezaliman yang terjadi disalah satu wilayah kekuasaanku."
Mendengarperkataan Ibrahim bin Adham tersebut Jahdar menjawab, "Wahai Aba Ishak,sungguh suatu anugrah yang amat mulia bagi saya, di mana saya bisa berbuat yangterbaik untuk umat. Dan tugas tersebut akan saya laksanakan dengan segenapkemampuan yang diberikan Allah kepada saya. Kemudian di wilayah manakahgerangan kezaliman itu terjadi?"
Ibrahim binAdham menjawab, "Kezaliman itu terjadi di Yamamah. Dan jika engkau dapatmemberantasnya, maka aku akan mengangkat engkau menjadi gubernur di sana."
Betapakagetnya Jahdaar mendengar keterangan Ibrahim bin Adham. Kemudian ia berkata,"Ya Allah, ini adalah rahmat-Mu dan sekaligus ujian atas taubatku. Yamamahadalah sebuah wilayah yang dulu sering menjadi sasaran perampokan yang akulakukan dengan gerombolanku. Dan kini aku datang ke sana untuk menegakkankeadilan. Subhanallah, Maha Suci Allah atas segala rahmat-Nya."
Kemudian,berangkatlah Jahdar bin Rabi'ah ke negeri Yamamah untuk melaksanakan tugasmulia memberantas kezaliman, sekaligus menunaikan amanah menegakkan keadilan.Pada akhirnya ia berhasil menunaikan tugas tersebut, serta menjadi hamba Allahyang taat hingga akhir hayatnya.


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI KALUNGUSUS.BLOGSPOT.COM SEMOGA BLOG INI DAPAT MEMBERIKAN MANFAAT BUAT ANDA

KALUNGUSUS - 18.25

0 comments:

Posting Komentar