;

Ads

29 Nov 2011

Mengapa Kita Bermimpi ?

29 Nov 2011

Kalau kita tidur, badan kitalah yang bener-bener tidur. otot-otot kita mengendur, kebanyakan kita berbaring dengan tenang dan tidak bergerak-gerak. tetapi, selama itu otak kita tidak terus saja tidur. ia bangun lima atau enam kali pada malam hari, tetapi tidak mengambil alih kontrol atas badan dan otot-otot dan juga tidak mengindra apa yang terjadi disekitarnya. Dalam waktu inilah kita bermimpi.
Para pengamat tidur telah menemukan bahwa selama fase mimpi, otak bekerja seperti dalam keadaan berjaga. Orang juga bisa melihat pada mata orang yang sedang bermimpi, kapan ia bermimpi : matanya membuat gerakan-gerakan cepat, berkenyit kian kemari. Barangkali kalian pernah memperhatikan hal itu pada anjing atau kucing. Bila kita tidur dan bermimpi, otak kita berjaga dan bekerja : otak mengatur dan mengolah banyak kesan seharian, menyortir pengalaman-pengalaman tidak penting dan menyimpan gambar-gambar kenangan baru. Boleh dikatakan : otak melakukan pembenahan. Sama seperti waktu kita merapikan kamar, kita menemukan sebuah laci dan membersihkannya dari barang-barang rongsokan, begitulah juga otak bekerja mengeduk lagi gambar-gambar yang sudah lama berlalu atau meletakkan pengalaman-pengalaman baru ke dalam “laci-laci” berisi pengalaman-pengalaman lama. oleh karena itu, ada kalanya terjadi mimpi-mimpi dan gambar-gambar yang sama sekali tidak realistis, tidak menurut kenyataan. Andaikata kita membangunkan orang yang baru saja bermimpi, ia bisa menceritakan seluruh mimpinya. cerita yang baru saja dialaminya ini bisa lebih panjang daripada mimpi yang sebenarnya hanya berlangsung dua tiga menit saja. Tahap-tahap mimpi kita sangat singkat ; sekalipun kita merasa, sepertinya kita bermimpi gila-gilaan sepanjang malam, dalam kenyataannya itu berlangsung tidak lebih dari dua atau 3 menit.
Ada juga orang yang menyatakan mereka tidak pernah mimpi. tetapi itu tidak benar. Mereka saja yang tidak ingat mimpi mereka. Soalnya, ada tahap-tahap atau fase tidur yang berbeda. dalam keadaan tidur lelap, otak tidak terjaga, sepertinya otak pingsan. Dalam fase ini, kita tidak bermimpi sama sekali dan kita juga tidak bisa ingat mimpi-mimpi kita sebelumnya, andaikan kita dibangunkan. Dalam fase tidur ringan, kita lebih banyak bermimpi dan kita tidak bisa ingat mimpi-mimpi kita. Kita mengingat paling baik pada mimpi yang terjadi pada mimpi sesaat setelah kita terjaga. Orang lebih banyak bermimpi menjelang akhir tidur daripada awal tidur. Malah, kadang-kadang orang bermimpi setiap setengah jam sampai satu jam, selalu semakin cepat, sampai orang terbangun. Sampai otak memberitahu kepada kita: Saya sudah rapi lagi dan segar untuk hari baru. Para pengamat mimpi juga telah menemukan adanya kaitan antara waktu yang digunakan otak untuk mimpi dan jumlah kegiatan belajar dan pengalaman baru. Anak-anak kecil - yang bagaimanapun harus belajar karena bagi mereka hampir segala sesuatunya baru – bermimpi luar biasa banyak. Mereka juga memerlukan waktu tdur lebih banyak. Kalau orang menjadi semakin tua dan seharian tidak harus belajar begitu banyak – karena hal-hal yang telah diketahuinya dalam hidup hanya berulang lagi – maka tidurnya mesti berkurang dan mimpinya juga berkurang.

Sumber : Wegener, Antje. Tau gak sih ? Mengapa Langit Biru ?. Cetakan Pertama, Jakarta, PT Gramedia Pusta Utama, 2005. Hal 33-35


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI KALUNGUSUS.BLOGSPOT.COM SEMOGA BLOG INI DAPAT MEMBERIKAN MANFAAT BUAT ANDA

KALUNGUSUS - 19.06

0 comments:

Posting Komentar